a1

Sunday, January 8, 2012

Peristiwa ke peristiwa

Hanya sedikit dari deretan peristiwa ke peristiwa, namun setiap peristiwa mempunyai keunikan tersendiri, mulai dari menyakitkan dan membahayakan jiwa sampai menyenangkan bagaikan raja. Itulah profesi yang digeluti hampir setengah abad atau l;ebih dari seperempat abad dilakoni.
Mengawali dari kejadian kerusuhan di Kota Bandung 10 Mei 1972, saat pembakaran toko toko milik keturunan china gara gara kusir roda "Udin" bernama Asep Tosin di isukan tewas karena dihajar warga keturunan sampai sekarang jamannya reformasi kebablasan.
Dari sederetean peristiwa yang mengesankan dalam peliputan di antaranya, Gunung Galunggung meletus, penembakan misterius(Petrus) bagi bromocorah, kampanye kampanye pemilu, pulang pergi senayan-bandung karena peliputan Persib yang selalu unggul di kancah persepakbolaan, hingga ratusan peristiwa yang tidak begitu menarik. Nah itulah keemasan seorang jurnalis yang masih segala "manual",
Perjuangan seorang wartawan era 70 an sampai 80 an, benar benar menguras tenaga pikiran dan kemampuan lebih. Bisa dibayangkan, mulai mencari moment/ sasaran yang tepat untuk dipotret hingga sampai jadi foto. Tidak semudah sekarang tinggal potret kamera digital kirim langsung melalui internet sudah jadi dan sampai. Saat itu tidak semudah sekarang, mulai mencuci film negatif dan mencetak sendiri, bisa dibayangkan kalau antar kota, mencuci film di perjalanan sampai redaksi baru bisa dicetak. Kelelahan bisa diobati setelah foto terpampang di koran, apalagi mendapat lahan di halaman depan(halaman utama) bahkan Headline , wahhhhh senangnya bukan main.
Ternyata perubahan terus berlangsung hingga kemajuan teknologi, kini korban koran sudah banyak yang mati suri bahkan bangkrut karena tergilas oleh teve teve yang setiap saat bisa menayangkan berbagai berita aktual tapi belum tentu dapat dipercaya.

B E L U M SELESAI KEBURU LELAH OTAK

No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis komentar anda

ikl tengah

Buka Bersama Komunitas Jiwalumaju ++