Memang senang ketika sesama wartawan berkumpul menunggu peristiwa penting, adakalanya peristiwa belum terjadi wartawan lebih dulu tahu apa yang bakal terjadi, karena kebocoran dari beberapa sumber. Entah bagaimana sumber sumber itu langsung diterima, padahal era tahun 80 s/d 90 an masih belum komputerisasi secara menyeluruh, semuanya masih sistem manual, mesin tik foto masih mempergunakan negatif film.
Kekompakan para wartawan di lapangan sangat terasa, walaupun masing masing berlomba mendapatkan sumber yang paling aktual, berita yang tidak dimiliki wartawan lain. Maklum masing masing masing mempunyai bendera, persaingan sangat ketat tetapi tidak menimbulkan keributan atau hal yang negatif.
Tahun tahun itulah wartawan mulai ada spesialisasi, dan terbentuk beberapa kelompok kerja. Tetapi tidak sedikit wartawan yang tidak maua masuk kepada kelompok kelompok kerja, karena dianggap kelompok kerja itu adalah "terbelnggu" kretifitas tidak lagi bebas memberitakan, seolah olah mendapat makanan dari humas di setiap instansi dimana kelompok itu terbentuk.
AGAR PENASARAN nanti dilanjutkan heheheheh
ikl-s-1
ikl-fit
Minggu, 08 Januari 2012
Peristiwa ke peristiwa
Hanya sedikit dari deretan peristiwa ke peristiwa, namun setiap peristiwa mempunyai keunikan tersendiri, mulai dari menyakitkan dan membahayakan jiwa sampai menyenangkan bagaikan raja. Itulah profesi yang digeluti hampir setengah abad atau l;ebih dari seperempat abad dilakoni.
Mengawali dari kejadian kerusuhan di Kota Bandung 10 Mei 1972, saat pembakaran toko toko milik keturunan china gara gara kusir roda "Udin" bernama Asep Tosin di isukan tewas karena dihajar warga keturunan sampai sekarang jamannya reformasi kebablasan.
Dari sederetean peristiwa yang mengesankan dalam peliputan di antaranya, Gunung Galunggung meletus, penembakan misterius(Petrus) bagi bromocorah, kampanye kampanye pemilu, pulang pergi senayan-bandung karena peliputan Persib yang selalu unggul di kancah persepakbolaan, hingga ratusan peristiwa yang tidak begitu menarik. Nah itulah keemasan seorang jurnalis yang masih segala "manual",
Perjuangan seorang wartawan era 70 an sampai 80 an, benar benar menguras tenaga pikiran dan kemampuan lebih. Bisa dibayangkan, mulai mencari moment/ sasaran yang tepat untuk dipotret hingga sampai jadi foto. Tidak semudah sekarang tinggal potret kamera digital kirim langsung melalui internet sudah jadi dan sampai. Saat itu tidak semudah sekarang, mulai mencuci film negatif dan mencetak sendiri, bisa dibayangkan kalau antar kota, mencuci film di perjalanan sampai redaksi baru bisa dicetak. Kelelahan bisa diobati setelah foto terpampang di koran, apalagi mendapat lahan di halaman depan(halaman utama) bahkan Headline , wahhhhh senangnya bukan main.
Ternyata perubahan terus berlangsung hingga kemajuan teknologi, kini korban koran sudah banyak yang mati suri bahkan bangkrut karena tergilas oleh teve teve yang setiap saat bisa menayangkan berbagai berita aktual tapi belum tentu dapat dipercaya.
B E L U M SELESAI KEBURU LELAH OTAK
Mengawali dari kejadian kerusuhan di Kota Bandung 10 Mei 1972, saat pembakaran toko toko milik keturunan china gara gara kusir roda "Udin" bernama Asep Tosin di isukan tewas karena dihajar warga keturunan sampai sekarang jamannya reformasi kebablasan.
Dari sederetean peristiwa yang mengesankan dalam peliputan di antaranya, Gunung Galunggung meletus, penembakan misterius(Petrus) bagi bromocorah, kampanye kampanye pemilu, pulang pergi senayan-bandung karena peliputan Persib yang selalu unggul di kancah persepakbolaan, hingga ratusan peristiwa yang tidak begitu menarik. Nah itulah keemasan seorang jurnalis yang masih segala "manual",
Perjuangan seorang wartawan era 70 an sampai 80 an, benar benar menguras tenaga pikiran dan kemampuan lebih. Bisa dibayangkan, mulai mencari moment/ sasaran yang tepat untuk dipotret hingga sampai jadi foto. Tidak semudah sekarang tinggal potret kamera digital kirim langsung melalui internet sudah jadi dan sampai. Saat itu tidak semudah sekarang, mulai mencuci film negatif dan mencetak sendiri, bisa dibayangkan kalau antar kota, mencuci film di perjalanan sampai redaksi baru bisa dicetak. Kelelahan bisa diobati setelah foto terpampang di koran, apalagi mendapat lahan di halaman depan(halaman utama) bahkan Headline , wahhhhh senangnya bukan main.
Ternyata perubahan terus berlangsung hingga kemajuan teknologi, kini korban koran sudah banyak yang mati suri bahkan bangkrut karena tergilas oleh teve teve yang setiap saat bisa menayangkan berbagai berita aktual tapi belum tentu dapat dipercaya.
B E L U M SELESAI KEBURU LELAH OTAK
Senin, 02 Januari 2012
Selalu belajar dari ke ingintahuan
Tidak ada yang tidak bisa untuk dikerjakan, yang tidak mungkin pun bisa terjadi. Sehingga kiat belajar tetap wajib bagi siapa saja untuk mencapai keberhasilan dalam bidang apapun, apalagi didorong oleh keingintahuan. Tak ada guru pengalamanpun bisa menjadi guru kegagalan.
Hidup ini bagi saya menyenangkan, pemberian Tuhan adalah anugerah. Menjalani hidup apa adanya, kesenangan adalah tujuan hidup tanpa menyakiti, kesehatan adalah rejeki yang harus disyukuri. Bisa dibayangkan pabila sakit, oksigenpun harus beli dengan harga tidak murah padahal setiap hari kita menghirup udara secara gratis, apakah hal itu bukan anugerah?
Begitu indahnya hidup di negeri ini. Jangan bercermin di luar sana yang membuat kekisruhan, menataplah kehari yang akan datang seolah hidup masih lama. Jangan pernah "bermimpi" yang kebanyakan orang mempunyai mimpi muluk. Apa arti mimpi dipatuk ular? apakah benar mimpi itu akan ada kenyataannya dipatuk ular-salah kaprah membuat istilah-
Langganan:
Postingan (Atom)
ikl tengah
-
Mesin sepedamotor yang ber cc 125 cukup untuk menarik beban 300 kg dari ketinggian 200 meter, hal yang sangat membantu bagi mereka yang bek...
-
Aceh Utara - Himpunan Mahasiswa Pendidikan Fisika (Himapfis) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Malikussaleh mengadaka...
-
CIAMIS,- Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Ciamis berhasil meringkus komplotan residivis yang beraksi kembali melakukan tindak pid...