Mengenang persib yang selalu tampil sebagai juara di era kepemimpinan Ateng Wahyudi, menjadikan persib selalu disegani oleh klub klub yang ada di negeri ini. Betapa tidak, setiap tampil persib selalu sebagai pemenang. Entah apa yang menjadikan para pemain persib saat itu sangat bersemangat, menyatu, kekeluargaan dan disiplin.
Sering kali tampil di vinal dan merumput di senayan, pulang membawa piala dan kegembiraan. Padahal di era tahun 1982 an itu tidak seperti era tahun 2012, para pemain tampak dipenuhi kebutuhannya. Kalau bicara kemungkinan banyak beberapa hal yang harus dibenahi, yang jelas persib tetap persib terus berjuang meraih kejayaan tahun 1980 an hingga 1990 an.
Kejayaan persib tahun itu membuat Walikota Bandung yang saat itu dijabat oleh Ateng Wachyudi, sampai membuat sebuah patung Adjat Sudrajat yang ditempatkan di simpang empat Tamblong-Sumatera-Bungsu-Embong. Sampai kini patung itu berdiri kokoh mengingat kejayaan persib yang saat itu para pahlawannya adalah Adjat Sudrajat, Ateng Hudaya, Sukowiyono, Jajang, Robby Darwis, Encas Tonif, Dede,Yusuf Bachtiar, Suryamin, , Boyke Adam, Sobur, Iwan Sunarya dan kawan kawan lainnya, selalu bermain sportif yang tinggi. Bahkan banyak orang mengatakan, kalau bola melambung ti daerah kotak pinalti dan ada Adjat Sudrajat, walaupun dalam kemelut bola sudah dapat dipastikan Adjat Sudrajat mampu menyundul bola masuk gawang.
Kalau saja persepakbolaan di negeri ini seperti dulu menjungjung tinggi sportifitas dan kini ditambah dengan kesejahteraan yang cukup baik termasuk sejalan dengan teknologi yang semkin maju, juga para pengurusnya mampu cukup dekat dengan para pemain, dapat diyakinkan dunia si kulit bundar akan lebih enak ditonton masyarakat luas ditambah dengan supporter tidak lagi beringas. Jangan lupa lagi kepada mereka yang menjadi pengasuh seperti Indra Tohir, Sunandar, Suhendar, tampanya mereka seperti yang sudah "dilupakan" Padahal taktik dan ilmu yang membawa persib ke rumput hijau di senayan adalah mereka, tidak ada salahnya diminta pendapat atau pemberi semangat. Demikian juga mereka yang pernah berlaga di lapangan kenapa tidak dijemput saja untuk berbagi pengalaman, seperti si penjaga gawang Sobur yang jarang kebobolan (Sonnihadi)