a1

Monday, March 12, 2012

Lapor Polisi Diminta Uang Operasional

 Tegal.-(Majalahmahardika.com) -Terbukti melakukan penipuan, Zaenudin (27) Bujang yang tinggal di dusun Karangtengah Warungpring Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya pasalnya sudah membawa motor dan suaminya yang bareng bersamanya belum juga pulang ke rumah. Namun meski perbuatannya sudah di Laporkan Polsek setempat pelaku dengan membawa anak korban masih berkeliaran.Terkesan Petugas Polisi membiarkan perbuatan pelaku dengan membawa motor serta melarikan anak orang lain.
Abdul Anas (belum pulang)

Kejadian penipuan atau penggelapan bermula pelaku melakukan penipuan dengan cara Z mendatangi rumah korban dengan bermaksud untuk meminjam sepeda motor honda kharisma tahun 2005 dengan no polisi R 4006 ZS An. UMI KHAMADAH. ” Motor dipinjam dengan alasan untuk mengambil BPKB sepeda motor yg di gadaikan di randu dongkal , ” Ujar Umi Khamadah istri dari Abdul Anas korban penipuan ini. Namun perginya pelaku tidak sendiri ditemani dengan suaminya yang dikenal bernama Abdul Anas (37). Sejak kejadian (24/2) sampai saat ini pelaku dan suaminya yang sedang sakit belum juga pulang.
Sebenarnya setelah 24 jam tidak ada kabar serta  khawatir, Istri korban melaporkan ke Kepala Desa Setempat (24/2) Siang harinya. Setelah lima hari disarankan lapor ke Polsek namun hasilnya masih "nihil" kata korban.

Ketika mendatangi kepala desa, diterima dengan tanggapan seolah kasusnya biasa saja l.” Kami lapor kepala desa ditanggapi dingin dan berharap supaya laporannya tertulis,” lanjut Umi.

Menurut keterangan yang dihimpun wartawan korban sudah melaporkan ke Polsek namun dimintai biaya untuk operasional.”Dan anehnya lagi ketika melaporkan ke polsek Jatinegara di minta uang alasan buat operasional sebesar 300 ribu. Setelah ada laporan pihak polisi tidak turun ke TKP si korban sampai sekarang,” geramnya. Yang memberikan uang ke petugas adalah Kosim kakak korban yang disaksikan oleh Jamal dan Puri kepada petugas Polsek yang bernama Budi dr polsek Jatinegara.
Abdul Anas (37) warga Desa Sumbarang Rt 13 Rw 04 Jatinegara Kabupaten Tegal ini belum juga nonggol batang hidungnya. Namun sepeda motor Kharisma di kabarkan sudah di ketemukan di Waring pring randu dongkal.

Korban lebih was-was karena suaminya juga belum pulang Umi berharap kepada petugas kepolisian untuk segera menemukan Suaminya dan pelaku.” Saya harap Suami saya bisa kembali utuh tidak ada sesuatu apapun, serta pelaku ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” pungkasnya. (harmono)
Pembawa motor juga belum diperiksa polisi

Sunday, March 11, 2012

Jembatan penghubung dua kecamatan segera dibangun di Purbalingga

Jembatan penghubung dua kecamatan 
segera dibangun di Purbalingga


PURBALINGGA-(majalahmahardika)Jembatan yang menghubungkan Kab. Purbalingga dan Kab. Banyumas yang terdapat di Desa Petir Kec. Kalibagor ini, rencananya akan dibangun menggunakan APBD 2012. Tentunya pembangunannya seharusnya ada di tahun 2012. Tetapi biasanya kalo dalam pemerintahan sok gak bisa jadi patokan, ganti pemerintahan ganti proyek lagi.Ada beberapa aspek yang dipertimbangkan dalam pembangunan terkait pembangunan jembatan Linggamas satu diantaranya adalah salah satu akses jalan di Purbalingga yang termasuk wilayah terisolir di Purbalingga. Jembatan yang menghubungkan dua Kecamatan Kemangkon dengan Kalibagor dan dua Kabupaten ini diperkirakan menelan anggaran milyaran rupiah. Harapan setelah dibangunnya jembatan ini akan mengurai benang kusut permasalah terisolasi sehingga membuka akses pendidikan, ekonomi, pertanian, perdagangan, sosial masyarakat sekitar. Tidak hanya itu saja setelah jembatan terrealisasi akan terbangun kerjasama kedua daerah serta lebih ke sosial politik.Jembatan ini dapat menghubungkan dengan Bandara Wirasaba yang juga rencananya akan dikomersilkan, serta akan merangsang pertumbuhan pariwisata di Purbalingga dan Banyumas. Pasca pembangunan investasi terdorong kembali yang multifel efek terhadap pendapatan perekonomian masyarakat kedua daerah. Adanya rencana tersebut disambut baik oleh beberapa kalangan namun tak menutup kemungkinan mega proyek ini hanya menguntungkan segelintir orang maka menurut akademisi panataan kota masyarakat perlu kiranya untuk mengawasi. Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Purbalingga Cahyo Rudianto mengatakan, rencana pembangunan jembatan tersebut saat ini memasuki tahap penyelesaian "Detail Enginering Design (DED)" yang dikerjakan CV Kubang Enginering Consultan Semarang dengan anggaran Rp224 juta.Menurut dia,beberapa waktu yang lalu tim dari Pemkab Purbalingga dan Banyumas bersama CV Kubang Enginering Consultan Semarang melakukan pengecekan dan pemantapan di lapangan dengan melibatkan dua pemerintah desa yang menjadi lokasi jembatan guna membantu proses pembebasan lahan. Jika jembatan ini dapat diwujudkan, akses jalan dari Purwokerto (Banyumas) menuju Kemangkon (Purbalingga) dan sebaliknya akan semakin singkat.Selain itu, jalur ini nantinya dapat menjadi jalan alternatif bagi kendaraan yang hendak menuju wilayah Banjarnegara hingga Wonosobo dan Semarang. Para pemilik lahan yang terkena dampak megaproyek ini diharapkan tidak menjadi korban, perlu kesepahaman kesepakatan bersama dalam menentukan arah tukar guling ini. Untuk pembebasan lahan yang terkena jembatan linggamas pemkab berjanji akan menggantikan sesuai penentuan dengan kesepakatan dilakukan musyawarah kesepahaman bersama. (Harmono) fT RENCANA PLANING PETA

Friday, March 2, 2012

Mantan jaksa dibacok

Mantan Jaksa dibacok di depan para wartawan Bandung, (Majalahmahardika.com) Deddy Sugarda (44) tiba tiba nyelonong di kerumunan wartawan yang sedang berusaha mewawancarai mantan jaksa dari Kejaksaan Negeri Cibinong, Bogor, Jabar yang kini menjadi terdakwa kasus korupsi. Crak !!!! kepala Sistoyo dibacok hingga berlumuran darah. Keributan pun terjadi dan sipembacon saat itu juga ditangkap, karena tidak lari dan tampak seperti "puas" telah melakukan niatnya. Hal tersebut terjadi di kawasan gedung Tipikor Bandung seusai terdakwa disidang, begitu cepat kejadian itu terjadi kendati para aparat membawanya dengan kawalan, namun sayang pihak kepolisian saat membawa terdakwa dari ruang sidang tidak terlihat hanya beberapa orang berpakaian preman. Mantan Jaksa yang didakwa menerima suap dari pengusaha sebanyak Rp99,9 juta itu menderita luka sepanjang 8 cm dengan kedalaman 1 cm sehingga harus dijahit di RS Halmahera Jl. Halmahera Bandung. Sedangkan, Deddy diboyong ke Ma Polrestabes KotaBandung untuk dimintai keterangan dan statusnya langsung menjadi tersangka. Menurut Kasubag Polrestabes Bandung, Komisaris Endang Sri Wahyu Utami kepada wartawan, pelaku melakukan pembacokan kepada Sistoyo, karena sakit hati dan geram melihat tingkah laku para koruptor. Bahkan pelaku sebelumnya sudah merencanakan pembacokan itu kepada mantan jaksa bernama Cirus Sinaga namun niat itu tidak kesampaian. Dari pemeriksaan lanjutan di Mapolrestabes Bandung, ternyata Deddy diduga keras ada keterkaitan dengan salah satu LSM di Bandung, di rumahnya kedapatan beberapa lembar "ajakan" untuk memberantas para koruptor, hal itu ditemukan oleh pihak kepolisian ketika rumah Deddy di daerah Jl Kiaracondong Bandung digeledah. Selain berbagai plakat atau selebaran juga ditemukan sebilah golok yang menyerupai golok yang digunakan pembacokan di lingkungan kantor tipikor. Sementara itu menurut beberapa sumber, mengatakan, pembacokan terhadap Sistoyo tetap salah. Namun, kata peneliti hukum Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz, insiden itu juga harus dimaknai sebagai bentuk kemarahan publik atas hukum yang tidak adil serta begitu mudahnya aparat hukum dibeli. Disamping dirasakannya putusan pengadilan tidak dihargai oleh para terpidana maupun oleh sebagian penegak hukum yang justru menjadi koruptor, katanya. Ketua Pengadilan Negeri Bandung Joko Siswanto mengaku kecolongan, dalam kejadian itu . Sebenarnya sudah koordinasi dengan pihak kepolisian, Kejari Bandung, Kejati Jabar dan KPK. Hal itu setelah terjadi sebelumnya Sistoyo dikejar kejar massa seusai persidangan. (Sonni Hadi)

Sunday, January 8, 2012

Para jurnalis di Gasibu Bandung

Memang senang ketika sesama wartawan berkumpul menunggu peristiwa penting, adakalanya peristiwa belum terjadi wartawan lebih dulu tahu apa yang bakal terjadi, karena kebocoran dari beberapa sumber. Entah bagaimana sumber sumber itu langsung diterima, padahal era tahun 80 s/d 90 an masih belum komputerisasi secara menyeluruh, semuanya masih sistem manual, mesin tik foto masih mempergunakan negatif film.
Kekompakan para wartawan di lapangan sangat terasa, walaupun masing masing berlomba mendapatkan sumber yang paling aktual, berita yang tidak dimiliki wartawan lain. Maklum masing masing masing mempunyai bendera, persaingan sangat ketat tetapi tidak menimbulkan keributan atau hal yang negatif.
Tahun tahun itulah wartawan mulai ada spesialisasi, dan terbentuk beberapa kelompok kerja. Tetapi tidak sedikit wartawan yang tidak maua masuk kepada kelompok kelompok kerja, karena dianggap kelompok kerja itu adalah "terbelnggu" kretifitas tidak lagi bebas memberitakan, seolah olah mendapat makanan dari humas di setiap instansi dimana kelompok itu terbentuk.
AGAR PENASARAN nanti dilanjutkan heheheheh

Peristiwa ke peristiwa

Hanya sedikit dari deretan peristiwa ke peristiwa, namun setiap peristiwa mempunyai keunikan tersendiri, mulai dari menyakitkan dan membahayakan jiwa sampai menyenangkan bagaikan raja. Itulah profesi yang digeluti hampir setengah abad atau l;ebih dari seperempat abad dilakoni.
Mengawali dari kejadian kerusuhan di Kota Bandung 10 Mei 1972, saat pembakaran toko toko milik keturunan china gara gara kusir roda "Udin" bernama Asep Tosin di isukan tewas karena dihajar warga keturunan sampai sekarang jamannya reformasi kebablasan.
Dari sederetean peristiwa yang mengesankan dalam peliputan di antaranya, Gunung Galunggung meletus, penembakan misterius(Petrus) bagi bromocorah, kampanye kampanye pemilu, pulang pergi senayan-bandung karena peliputan Persib yang selalu unggul di kancah persepakbolaan, hingga ratusan peristiwa yang tidak begitu menarik. Nah itulah keemasan seorang jurnalis yang masih segala "manual",
Perjuangan seorang wartawan era 70 an sampai 80 an, benar benar menguras tenaga pikiran dan kemampuan lebih. Bisa dibayangkan, mulai mencari moment/ sasaran yang tepat untuk dipotret hingga sampai jadi foto. Tidak semudah sekarang tinggal potret kamera digital kirim langsung melalui internet sudah jadi dan sampai. Saat itu tidak semudah sekarang, mulai mencuci film negatif dan mencetak sendiri, bisa dibayangkan kalau antar kota, mencuci film di perjalanan sampai redaksi baru bisa dicetak. Kelelahan bisa diobati setelah foto terpampang di koran, apalagi mendapat lahan di halaman depan(halaman utama) bahkan Headline , wahhhhh senangnya bukan main.
Ternyata perubahan terus berlangsung hingga kemajuan teknologi, kini korban koran sudah banyak yang mati suri bahkan bangkrut karena tergilas oleh teve teve yang setiap saat bisa menayangkan berbagai berita aktual tapi belum tentu dapat dipercaya.

B E L U M SELESAI KEBURU LELAH OTAK

ikl tengah